REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengaku telah menghabiskan lebih dari 2,7 miliar dolar AS (Rp 43 triliun) untuk perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Uang itu telah keluar sejak pemboman AS mulai Agustus 2014. Dari sejumlah itu, terhitung biaya rata-rata dalam sehari, mencapai sembilan juta dolar.
Pentagon dalam laporannya, dilansir CBS, Jumat (12/6), menunjukkan bahwa Angkatan Udara telah menanggung dua pertiga dari total pengeluaran. Alokasi anggaran Angkatan Udara meliputi biaya tempur harian, pengintaian penerbangan, dan lainnya yang memakan lebih dari 5 juta dolar per hari.
Kongres memperdebatkan anggaran dan melarang pengeluaran pada operasi tempur di kemudian hari. Pelarangan berlaku sampai anggota parlemen mengesahkan resolusi baru.
Biaya operasi militer dilaporkan membengkak sejak serangan udara Mulai di Irak pada Agustus, dan kemudian diperluas ke Suriah pada bulan berikutnya. Alokasi dana militer juga dilaporkan termasuk untuk biaya pelatihan sejumlah anggota militer Irak.