Senin 15 Jun 2015 10:35 WIB

Bambang Widjojanto Cabut Gugatan Praperadilan

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Wakil Ketua KPK nonaktif nonaktif Bambang Widjojanto.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua KPK nonaktif nonaktif Bambang Widjojanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua KPK nonaktif, Bambang Widjojanto (BW), resmi mencabut gugatan praperadilannya. Penasihat hukum BW, Asfinawati, menilai permohonan praperadilan yang dilakukan akan sia-sia jika melihat berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Padahal, hari ini seharusnya merupakan sidang perdana praperadilan BW atas gugatan yang dilayangkan. Asfinawati mengatakan, keputusan mencabut praperadilan atas tidak sahnya penangkapan dan penetapan tersangka terhadap BW oleh Bareskrim Mabes Polri telah diambil dengan berbagai pertimbangan.

"Mengupayakan praperadilan dalam kasus KPK vs Polri di PN Jakarta Selatan seperti sudah dalam skenario dan skema yang telah diketahui hasilnya," kata Asfinawati, Senin (15/6).

Menurut dia, berdasarkan fakta-fakta, proses, jalannya persidangan, serta putusan prapradilan dalam kasus-kasus seperti Novel Baswedan ataupun perkara-perkara lainnya seperti praperadilan Budi Gunawan, Ilham Arief Sirajuddin, Hadi Purnomo di PN Jakarta selatan telah di luar nalar atau logika hukum, menyimpang dan tidak lagi berdasar.

Asfinawati mengatakan, dalam praperadilan Budi Gunawan dan Hadi Purnomo, putusan hakim banyak kejanggalan seperti melampaui dalil yang diminta dan diargumentasikan (ultra petita). Namun, kata dia, dalam praperadilan yang diajukan Novel Baswedan, hakim juga membiarkan saksi memberikan keterangan terkait pokok perkara meskipun sudah diprotes.

"Kami memandang praperadilan di PN Jakarta Selatan telah dibajak menjadi ajang arus balik gerakan antikorupsi," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement