Senin 22 Jun 2015 14:18 WIB

ISIS, Taliban, dan Alqaidah, Siapa Lebih Hebat?

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Angga Indrawan
Gerakan ISIS
Foto: VOA
Gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga kekuatan besar kelompok radikal di kawan Asia Selatan yang membawa ideologi agama, yakni ISIS, Alqaidah, dan Taliban masing-masing duduk saling bersebrangan. Tentu tak mudah untuk mengukur kapasitas ketiga organisasi garis keras tersebut dari segi kekuatan perang.

Namun, ada satu sektor yang diyakini pemenangnya. Adalah ISIS, ‘si anak emas’ yang menurut para analis Timur Tengah telah unggul dalam bidang teknologi informasi dunia maya.

Organisasi yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi itu dinyatakan sebagai penguasa dunia maya khususnya Media Sosial dalam hal propaganda dan perekrutan anggota baru.

“ISIS adalah anak emas baru, dengan ideologi yang sudah mengakar sejak dahulu, popularitas mereka sangat luar biasa, bahkan telah melebihi Alqaidah,” ujar Saifullah Mahsud, kepala Pusat Penelitian FATA, lembaga think tank yang berbasis di Turki dikutip dari Reuteurs, Senin (22/6).

Kekuatan ISIS di dunia Media Sosial terdeteksi dari penemuan baru kepolisian internasional yang menjadikan fakta tersebut sebagai bahan penyelidikan. Disebutkan, ISIS diduga menjalankan misi propaganda dan perekrutan anggota baru mereka melalui puluhan ribu akun media sosial.

“Ada sekitar 46 ribu akun yang berkaitan dengan ISIS, tim dari kepolisian Eropa akan mulai melakukan penyelidikan,” kata Direktur Eoropol Rob Wainright dikutip dari BBC News.

Di sisi lain, saat fenomena ISIS semakin terang dengan kepiawaiannya dalam penggunaan media sosial, Taliban dan Alqaidah masih melesu. Mantan perwira polisi kontraterorisme Pakistan, Hamid mengungkapkan sebuah catatan. 

Dari penelitian para analis, ketika Alqaidah sangat popular pasca-isu 9/11 2001, menurutnya 70 persen konten internet di Asia Selatan menggunakan bahasa Urdu atau Pashto. Penggunaan bahasa tersebut, diidentikan dengan Alqaidah.

“Tapi itu semua tiba-tiba berubah dalam satu tahun terakhir. Kini, hampir 95 persen konten berubah arah menjadi berisis dukungan terhadap ISIS,” ujar Hamid masih dikutip dari Reuteurs.

Taliban malah lebih parah. Kelompok pimpinan Mullah Omar itu justru baru memulai kampanye penggunaan teknologi informasi mereka untuk melakukan perekrutan anggota. Itupun tidak memanfaatkan keunggulan dunia maya.

Pekan ini, organisasi radikal asal Afghanistan tersebut membuka layanan telepon untuk melakukan perekrutan anggota. Layanan telepon ini juga disertai pengumuman alamat email dan frekuensi radio bagi mereka yang ingin bergabung.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement