REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi, menjelaskan, kehadiran Helikopter Anti Kapal Selam (AKS) merupakan kepanjangan dari kapal perang yang dimiliki TNI AL. Keberadaan helikopter itu akan ditempatkan di Skuadron 100 yang akan kembali dihidupkan.
Nantinya Skuadron 100 ini akan berada dibawah koordinasi Pusat Penerbangan TNI AL (Pusperbal). Rencana menghidupkan kembali Skuadron 100 itu sejalan dengan rencana mendatang 11 helikopter AKS jenis Panther.
"Secara organisasi sudah ada, kemudian dilikuidasi, tidak diaktifkan lagi. Dengan ada rencana AKS jenis Panther ini, nanti kami hidupkan lagi. Kami isi (dengan helikopter tersebut)," kata Ade usai Acara Sertijab Kepala Dinas Penerangan TNI AL di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/6).
Lebih lanjut, Ade menambahkan, keberadaan helikopter AKS ini akan menjadi kepanjangan tangan dari kapal perang. Dengan adanya helikopter itu, peluru kendali yang jarak jangkaunya mencapai 60 hingga 80 mil laut bisa bekerja secarta optimal.
"Kami butuh namanya target reporting unit. Itu bisa dilaksanakan oleh helikopter. Agar pelur rudal kami yang jauh-jauh ini punya alat bantu untuk deteksi. Kalau radar kan terbatas dengan cakrawala," kata mantan Kasum TNI tersebut.
Tidak hanya itu, Ade menjelaskan, dalam rencana strategi (Renstra) yang dimiliki TNI AL ada beberapa kapal yang spesifikasinya sudah memiliki heli deck, seperti Sigma yang memiliki geladak kiri dan ada KRI jenis MRLF (Multi Role Light Frigate) yang sudah datang sebanyak tiga buah. Untuk itu diperlukan helikopter yang selalu on board diatas kapal.
"Dengan kita lengkapi 11 helikopter, mudah-mudahan kapal-kapal itu bisa lengkap dan fungsi realisasinya sama dengan fungsi realisasi dari kapal itu," ujarnya.
Terkait pengadaan helikopter AKS itu, KSAL menyebutkan, pengadaan itu nantinya tergantung sepenuhnya dari manufaktur penyedia helikopter tersebut.
"Normalnya mungkin setahun tiga unit," kata Ade.