Kamis 25 Jun 2015 14:45 WIB

DH Ditangkap Polisi Saat Tiduran di Atas Tumpukan Dolar

Rep: c15/ Red: Bilal Ramadhan
DH alias I (berjaket abu-abu) ditangkap polisi Kamis (25/6)
Foto: c15
DH alias I (berjaket abu-abu) ditangkap polisi Kamis (25/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DH alias I pelaku pembunuhan serta pembakaran rumah di Jalan Siaga ID RT 01/05 No 11, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan diringkus polisi Polda Metro Jaya saat sedang asik tiduran.

Seusai melancarkan aksi pencuriannya, DH memutuskan untuk tidur di atas ratusan lembar uang dolar pecahan seratus tersebut. DH dibekuk polisi setelah sejak pukul 19.00 menjadi incaran polisi.

Sebelum diringkus di rumah adiknya di Cipayung, Depok, DH sempat mencoba untuk menukarkan uang hasil curiannya ke tempat penukaran uang. Dua tempat penukaran uang sempat ia datangi.

Pertama di daerah Kemang, sayangnya ia tak mendapatkan kesempatan untuk menukar uang tersebut dengan alasan pecahan dolar AS yang ia punya merupakan cetakan lama. Tak putus asa, ia mencoba mendatangi Bank Indonesia di MH Thamrin.

Ia mencoba menukarkan 20 gepok uang dolar pecahan 100 dolar AS tersebut ke BI. Sayangnya, ia juga tak kunjung mendapatkan pecahan uang rupiah dari hasil curiannya tersebut. Akhirnya, DH memutuskan untuk kembali pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumahnya di Citayam, Bogor, DH mengajak anak dan istrinya untuk menuju rumah adiknya di Cipayung, Depok. Saat di rumah adiknya itulah, DH tak bisa berkelit lagi dari incaran polisi. Uang dolar AS yang berada di dalam tas hijaunya tersebut menjadi bukti kuat atas ulahnya.

Ia diringkus Polisi pada Kamis (25/6) dini hari di Cipayung Depok. Bersamanya, tak hanya uang dolar AS, tetapi juga dua buah gelang emas, satu buah iPad, dan enam buah telepon genggam. DH terancam pasal 365 KUHP 339 KUHP dan 187 KUHP dengan ancaman maksimal seumur hidup atau minimal 20 tahun.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

(QS. Al-Baqarah ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement