REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyatakan tingkat keikutsertaan laki-laki terhadap kontrasepsi mantap pada pria/ MOP atau vasektomi di Indonesia masih rendah yakni hanya tiga persen dari total keikutsertaan KB kaum lelaki yakni sebanyak tujuh juta orang.
"Untuk MOP itu sekitar tiga persen dari total pria yang ikut KB secara nasional yakni sekitar 7 juta orang, ya jadi masih rendah," kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Gedung Sate Bandung, Jumat (26/6).
Ia menuturkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat keikusertaan laki-laki terhadap vakestomi seperti belum siap secara mental dan fisik.
"Entah lah, kenapa orangnya belum mau. Makanya harus mantap betul, itu namanya kontrasepsi mantab, jadi jiwa nya udah mantap dan fisiknya juga mantap. Cuma kan banyak orang maunya bisa enggak dikembalikan lagi, dan itu enggak bisa, sudah selesai enggak akan punya anak lagi, itu yang menyebabkan, ya tergantung individu," kata dia.
Padahal, lanjut Surya, KB vakektomi sama efektifnya dengan KB terhadap perempuan dalam hal menekan dan mengendalikan laju pertumbuhan pendudukan.
"Ya sangat efektif, sama dengan KB untuk perempuan," kata dia.
Menurut dia, konsep dasar keikutsertaan kaum laki-laki terhadap KB vakestomi ialah tidak boleh dipaksa karena hal tersebut adalah hak asasi setiap kaum lelaki.
"Dan dalam hal kontrasepsi ini kita tidak boleh maksa-maksa lagi. Harus persuasif karena ini hak asasi manusia," kata dia.