Senin 29 Jun 2015 15:59 WIB

PDIP Ungkap Sosok Menteri Penghina Jokowi

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Kabinet Kerja era Jokowi-JK.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Kabinet Kerja era Jokowi-JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengungkap sejumlah ciri-ciri menteri yang disebut menghina Presiden Joko Widodo. Menurut Masinton, menteri tersebut merupakan menteri di bidang ekonomi.

"Perempuan, dia profesional sektor perekonomian tapi kerjanya nggak profesional. Bukan berasal dari partai pendukung. Dia sering buat kebijakan yang suka bertentangan dengan Nawa Cita Presiden," kata Masinton saat dihubungi, Senin (29/6).

Masinton mengatakan, sebagai partai pengusung, PDIP selalu mengingatkan Jokowi untuk selalu berhati-hati terhadap para menteri dan juga orang di sekelilingnya. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan para pembantunya tersebut justru akan berbalik menghianati Jokowi.

"Sudah kami ingatkan, di sekeliling presiden ada brutus-brutus yang akan menikam dari belakang," ujarnya.

Saat ditanya apakah menteri yang menghina Jokowi tersebut adalah Menteri BUMN Rini Soemarno, Masinton enggan menjawab dan malah tertawa. "Nggak etislah disebut namanya. Yang jelas itu menteri nggak loyal, nggak patuh dengan presiden," kata anggota Komisi III DPR itu.

Menurut Masinton, menteri tersebut menyebut Jokowi sebagai presiden yang ragu-ragu, khususnya mengenai reshuffle. Ia pun menduga menteri tersebut masuk sebagai menteri yang akan dirombak. "Ya dia gitu karena panik mau direshuffle," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan adanya menteri dalam jajaran kabinet yang menghina Presiden Jokowi. Menurut dia, menteri tersebut seharusnya menyampaikan kritik dan saran secara langsung kepada Jokowi.

"Kita harus bedakan, mana masukan dan kritik serta saran, itu boleh, asal jangan menghina, saya kira presiden terbuka 24 jam," kata Tjahjo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement