Selasa 30 Jun 2015 21:43 WIB

Investor Energi Siap Masuk Kawasan Industri Banyuwangi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
Sejumlah perwakilan investor asing dan dalam negri berbincang saat meninjau perkembangan proyek pembangunan NewPriok Port (Pelabuhan Kalibaru) di Tanjung Priok, Jakarta, Senin (26/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah perwakilan investor asing dan dalam negri berbincang saat meninjau perkembangan proyek pembangunan NewPriok Port (Pelabuhan Kalibaru) di Tanjung Priok, Jakarta, Senin (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Director PT. Nusantara Energy Plant Indonesia Junaidi Elvis mengatakan, pihaknya telah siap untuk melakukan investasi sektor energi di Kampe Industrial Estate Banyuwangi.

Perusahaan ini berminat untuk investasi di bidang LNG floating storage, mini refinery, dan independent power producer dengan nilai investasi sebesar 1,6 miliar dolar AS.  

"Kita yakini bahwa energi primernya tersedia, namun untuk besaran energinya adalah domain PLN karena kita mau liat sistem jaringannya seperti apa," ujar Junaidi di Jakarta, Selasa (30/6).

Junaidi mengatakan, Banyuwangi dipilih sebagai tempat investasi karena untuk mendukung LNG di Bali. Pasalnya, Bali dicanangkan sebagai pulau hijau. Kapasitas floating storage yang akan dibangun yakni 100 ribu MT, sedangkan kapasitas mini refinery yakni 30 ribu dengan output mogas dan avtur.  

Proses investasi sudah masuk ke dalam proses perizinan amdal yang diperkirakan memakan waktu satu tahun. Junaidi mengatakan, apabila dalam satu tahun izin amdal bisa selesai maka pada 2016 siap untuk ground breaking. Rencananya, investasi ini akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektar.

"Kalau berjalan normal, pembangunan bisa memakan waktu 36 bulan," kata Junaidi.

Menurut Junaidi, investasi ini juga merupakan kontribusi terhadap program pemerintah dalam membangun listrik sebesar 35 ribu MW dengan energi gas. Investasi ini merupakan joint cooperation bersama perusahaan asal Singapura dengan share 75 persen pemilik modal asing dan 25 persen pemilik modal dalam negeri.

"Saat apply perizinan ke BKPM sudah sekalian kita ajukan tax holiday, namun di Kementerian Perindustrian masih diproses karena belum mulai investasi," ujar Junaidi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono mengakui bahwa kawasan industri di Banyuwangi memang belum seratus persen siap, namun sudah ada tenant yang tertarik.

Saat ini pemerintah sedang mendorong percepatan alih status lahan. Secara keseluruhan, Kampe Industrial Estate Banyuwangi memiliki luas sebesar 2.441 hektare dan gabung dengan Kawasan Industri Wongsorejo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement