Rabu 01 Jul 2015 11:15 WIB

'Baru Tiga Mil Mengudara, Pesawat Hercules Minta Kembali'

Rep: C36/ Red: Bayu Hermawan
Petugas gabungan mengangkat kantong jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). . (Antara/Irsan Mulyadi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petugas gabungan mengangkat kantong jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). . (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna, membenarkan jika pilot pesawat Hercules C-130 A1310, sempat meminta kembali mendarat beberapa saat setelah lepas landas dari Lapangan Udara (Lanud) Soewondo, Medan.

"Memang benar pesawat sempat minta kembali ke Lanut Soewondo, saat itu pesawat baru menempuh perjalanan sekitar tiga mil dari Lanud," katanya kepada ROL, Rabu (1/7).

Agus melanjutkan, permintaan itu sempat ditangkap oleh petugas pengatur lalu lintas udara. Namun, pesawat langsung jatuh sebelum menerima konfirmasi lebih lanjut. "Kemungkinan dalam waktu yang singkat setelah meminta kembali ke pangkalan itulah pesawat tiba-tiba jatuh. Kepastiannya masih kami selidiki," ujarnya.

 

Meski langsung terjatuh, menurut dia, pesawat tidak terlebih dulu meledak di udara. Terkait dengan adanya kerusakan pada pesawat, Agus menduga hal itu mungkin terjadi. "Jika baru terbang sebentar lantas minta kembali, pasti ada gangguan yang terjadi dalam pesawat," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, pada Selasa (30/6) siang, sekitar pukul 12.00 WIB.

Saat ini, seluruh jenazah korban kecelakaan pesawat itu sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik. Sebanyak 30 jenazah sudah berhasil diidentifikasi, dan rencananya akan mulai dipulangkan pada hari Rabu (7/1) ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement