REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap akhirnya melakukan evakuasi terhadap kapal MT Martha Petrol milik PT Waruna yang sempat kandas menabrak karang dan menyebabkan tumpahan minyak di kawasan Teluk Penyu, awal Juni 2015 lalu.
''Alhamdulillah, proses evakuasi berjalan lancar. Kapal tangker yang kandas tersebut, sekarang sudah sandar di Dermaga I Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap,'' jelas Vice President Marine Pertamina Shiping, Joni Harsono, Kamis (2/7).
Dari pengamatan di lokasi, proses evakuasi kapal dari kondisi kandas sekitar 7 mil dari garis pantai Teluk Penyu ke dermaga, membutuhkan waktu sekitar 4 jam sejak sejak pukul 05.00 hingga pukul 10.00. Dalam proses evakuasi tersebut, Kapal Tanker Martha Petrol ditarik dengan kapal lain yang lebih besar.
Sementara di samping kanan-kiri dan belakang terdapat kapal pendamping yang masing-masing dihubungkan dengan kapal Martha Petrol agar posisi kapal tidak terguling saat ditarik.
Joni mengaku, proses evakuasi kapal tersebut memiliki resiko cukup besar karena proses evakuasi kapal dilakukan pada saat kapal masih memuat BBM jenis minyak bakar dalam jumlah cukup besar.
Bahkan sebelumnya, akibat sebagian lambung kapal bocor, muatan BBM tersebut sempat mencemari lingkungan perairan setempat. ''Risikonya, kapal yang sedang ditarik kembali terguling sehingga muatan minyak makin banyak tumpah ke laut,'' jelasnya.
Dia menyatakan proses pemindahan muatan BBM minyak bakar dari kapal tanker Marta Petrol, sudah pernah beberapa kali dilakukan. Namun upaya evakuasi terlalu sulit dilakukan, karena kondisi gelombang yang tinggi.
''Pipa yang digunakan untuk proses pemindahan muatan, selalu terputus. Bahkan dua jangkar di kapal tersebut juga sudah tidak ada ;lagi, karena putus,'' jelasnya.
Untuk itu, jelas Joni, proses evakuasi ke dermaga menjadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan agar keberadaan kapal yang kandas tersebut tidak mengganggu aktivitas pelayaran di Cilacap, dan berresiko mencemari lingkungan.
''Hal ini juga sesuai dengan permintaan dari KSOP (Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cilacap, yang meminta Pertamina agar mengatasi masalah ini,'' jelasnya.
Ketika proses evakuasi akan dilakukan, Joni menyatakan pihaknya harus memperhitungkan segala aspek yang mempengaruhi. Antara lain mengenai kondisi cuara yang paling memungkinkan untuk proses evakuasi, dan juga berbagai aspek teknik lain agar kapal tidak miring kemudian terguling.
Kapal MT Martha Petrol, sebelumnya diketahui mengangkut 26.000 kiloliter BBM jenis Marine Fuel Oil (MFO) atau minyak bakar yang akan dikirim ke Jakarta. Namun saat baru hendak melakukan pelayaran dari Cilacap, kapal tersebut kandas menabrak karang sehingga menyebabkan sebagian lambung kapal sobek. Akibat kejadian itu, tumpak sempat tumpah ke laut dan mencemari pantai Teluk Penyu.
Meski demikian, tumpahan tersebut dapat dihentikan sehingga minyak yang tumpah tidak terlalu banyak. ''Saat dievakuasi, muatan yang masih tersisa di lambung kapal, kemungkinan masih ada sekitar 21.000 kiloliter,'' jelas Joni.
Kepala Kantor Syahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cilacap Anasro Amin, berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. Dia menduga kejadian tersebut akibat human eror. ''Ada robek di lambung kapal sehingga sempat menumpahkan sebagian muatannya. Namun tumpahan berhasil dihentikan sehingga tidak terlalu banyak minyak yang tumpah,'' jelasnya.