Jumat 03 Jul 2015 16:49 WIB

'Anggota TNI Kebanyakan Tewas Bukan karena Berperang, tapi Kecelakaan'

Red: Karta Raharja Ucu
Anggota Paskhas TNI AU bersiaga di samping jenazah pilot pesawat Hercules, Kapten Penerbang Sandy Permana saat disemayamkan di Hanggar Skuadron 32, Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/7) malam.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Anggota Paskhas TNI AU bersiaga di samping jenazah pilot pesawat Hercules, Kapten Penerbang Sandy Permana saat disemayamkan di Hanggar Skuadron 32, Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Gede Pasek Suardika berharap Panglima TNI segera melakukan peremajaan alat transportasi utama dan sistem persenjataan (alutsista).

"Peremajaan terhadap pesawat udara (hercules), alat persenjataan dan perlengkapan lainnya bagi TNI sangat penting untuk menghindari jangan sampai kejadian jatuhnya pesawat Hercules C-30 di Medan terulang," kata Pasek Suardika di Denpasar, Jumat (3/7).

Ia menilai, peremajaan alutsista sangat penting karena pesawat dan alat persenjataan berfungsi untuk membantu keselamatan sumber daya manusia berkualitas dalam tubuh TNI. "Jika pesawat dan alat-alat pendukungnya sudah dilakukan peremajaan maka sangat minim sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi," ujar Pasek Suardika.

Pasek menilai, hilangnya sejumlah tentara di Indonesia selama ini kebanyakan bukan lantaran berperang. Namun, karena musibah kecelakaan.

"Ini juga yang menjadi sorotan selama ini, TNI di Indonesia kebanyakan meninggal bukan lantaran berperang namun karena tingkat kecelakaan di udara. Tingkat kecelakaan ini akibat pesawat yang diterbangkan rata-rata dalam kondisi kurang layak," tegas Pasek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement