REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA — Tim gabungan yang terdiri dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur serta sejumlah unsur lain melakukan pemantauan 24 jam setiap hari terhadap aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Achmad Robiul Fuad menyampaikan, ada tiga pos pantau di tiga kabupeten yang berbagi wilayah Gunung Raung, yakni Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso.
Dari tiga daerah tersebut, menurut Fuad, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah dengan potensi terdampak paling luas. “Di Banyuwangi enam kecamatan berpotensi terdampak, Jember empat (kecampatan) dan Bonodowoso dua (kecamatan),” ujar Fuad kepada Republika, Ahad (5/7).
Meski Banyuwangi wilayah yang berpotensi paling luas terdampak, menurut Fuad, potensi pengungsi paling besar berada di Jember, yakni 117 ribu orang. Sementara di Banyuwangi dan Bondowoso, masing-masing sekitar 50 ribu jiwa dan 2800 jiwa.
Fuad melaporkan, hingga pukul 17.00 sore ini, masih terjadi gempa tremor dengan amplitudo rata-rata 28 milimeter. Dengan status tersebut, menurut dia, pemerintah belum menginstruksikan warga untuk mengungsi. Fuad menyampaikan, saat ini, BPBD Jawa Timur sudah menyiapkan posko pengungsian dan berbagai kebutuhan logistik jika sewaktu-waktu warga harus mengungsi.