REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jelang hari raya Lebaran, kebutuhan masyarakat akan penggunaan bahan bakar gas elpiji meningkat. Untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji di Priangan Timur, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Priangan Timur telah menyiapkan penambahan pasokan gas.
Ketua Hiswana Migas Priangan Timur, Wawan Ugan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk antisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg). Dari hasil koordinasi tersebut, telah dilaksanakan ada penambahan pasokan gas elpiji selama sepuluh hari.
"Penambahan pasokan gas elpiji rata-rata hampir seratus persen dari pasokan perhari," kata Wawan kepada Republika, Selasa (14/7).
Dalam sehari pasokan gas elpiji ke wilayah Priangan Timur normalnya mencapai 140 LO. Satu LO setara dengan 560 tabung gas elpiji 3 kg. Wawan menjelaskan, penambahan pasokan dilakukan selama sepuluh hari dari Ahad (5/7) sampai Ahad (26/7). Rata-rata penambahan pasokannya perhari sekitar 140 LO.
Wawan juga menegaskan, Hiswana Migas selalu melakukan pengawasan bersama Pertamina ke tingkat agen. Dipastikan di Priangan Timur tidak ada agen gas elpiji yang menjual harga lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Ia mengungkapkan, meski menjelang hari raya lebaran tidak ada kenaikan harga gas elpiji di agen.
"Jika ada agen yang menaikan harga, kami akan menindaknya dengan sangat tegas," kata Wawan.
Menurutnya, kenaikan harga gas elpiji 3 kg hanya ditingkat pedagang eceran saja. Sebab kebutuhan masyarakat jelang dan setelah Lebaran meningkat.
Terkait tujuan Hiswana Migas melakukan penambahan pasokan gas. Wawan menerangkan, Priangan Timur merupakan wilayah mudik. Banyak masyarakat yang merantau ke luar daerah, mereka kembali ke daerah asalnya di Priangan Timur. Hal tersebut membuat kebutuhan gas elpiji di Priangan Timur meningkat.
"Yang tadinya hanya menghabiskan satu tabung gas dalam sepekan, sekarang bisa menghabiskan tiga tabung gas," ujar Wawan.