Selasa 14 Jul 2015 14:27 WIB

Panglima TNI Serahkan Kasus Penusukan Anggota Kostrad ke Polri

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bayu Hermawan
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7).   (Antara/Yudhi Mahatma)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus penusukan dua personil Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) di Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan ke pihak kepolisian.

Ia menilai insiden yang menewaskan seorang personel Kostrad itu kasus kriminal murni. Mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu juga yakin dan optimistis dengan kinerja Kepolisian, yang sudah cukup profesional, untuk bisa menangkap para tersangka.

''Saya yakin seyakin-yakinnya Polri profesional. Di tempat gelap tak ada saksi pun bisa diungkap apalagi di tempat keramaian dan dilakukan beberapa orang.

Jadi biarkan Kepolisian mengadakan penyelidikan, pasti tersangka akan didapat,'' katanya usai menghadiri Upacara Militer Serah Terima Jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, dua personil Kostrad, Pratu Aspin Mallobasang (Anggota Yonif L 433/JS Kostrad) dan Pratu Fatku Rahman (anggota BrigifL-3/K), diserang oleh sekelompok orang pada Ahad (12/7) dini hari.

Akibat pengeroyokan itu, Pratu Aspin Mallobassang meninggal dunia lantaran mengalami luka tusuk yang cukup serius di dada kiri.

Sementara, Pratu Fatku saat ini tengah menjalani perawatan di RS Pelamonia, Makassar, usai mendapatkan luka tusuk di perut dan punggung.

Untuk itu, Panglima Kostrad, Letjen TNI Mulyono, mengungkapkan, pihaknya juga akan membantu Kepolisian untuk bisa melakukan pencarian dan pengejaran pelaku penusukan. Bahkan, sudah ada tim gabungan yang dibentuk antara Kepolisian dan Kostrad.

Kapolri, Jenderal Pol Badrodin Haiti, mengakui, memang sudah ada tim gabungan yang berasal dari Mabes Polri dan Polda Sulawesi Selatan Barat.

''Kami sudah bentuk tim, ada tim gabungan, ada back up dari Mabes Polri agar segera diungkap pelakunya,'' kata Badrodin di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Lebih lanjut, Badrodin menjelaskan, saat ini tim gabungan itu tengah bekerja. Namun, Badrodin tidak mau menduga-duga jika ada indikasi keterlibatan kelompok kriminal, terutama yang memiliki kaitan dengan kelompon teroris jaringan Santoso di Poso.

Pun dengan dugaan pelaku penusukan masih berada di sekitar Sulawesi Selatan.

''Kami tidak bisa menduga-duga, karena timnya sedang bekerja. Tunggu saja hasilnya nanti dari tim,'' ujar mantan Wakapolri tersebut.

Kepolisian, lanjut Badrodin, sudah bekerja dan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kostrad dan Kodam VII/Wirabuana untuk bisa mengantisipasi konflik susulan yang terjadi.

''Sudah dilakukan Kapolda, Pangdam, Danrem, dan Panglima Divisi Kostrad juga sudah,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement