Sabtu 18 Jul 2015 12:37 WIB

PGI Sesalkan Pemerintah Kurang Antisipasi Kerusuhan Tolikara

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Simulasi penanganan kerusuhan massa.   (ilustrasi)
Foto: dok. Republika/Adhi Wicaksono
Simulasi penanganan kerusuhan massa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menyesalkan sikap pemerintah dan aparat kepolisian yang terkesan kurang cepat dalam mengantisipasi kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (18/7).

"PGI menyesalkan bahwa pemerintah termasuk aparat keamanan kurang tanggap mengantisipasi terjadi peristiwa ini," ujar Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Henriette T Hutabarat Lebang dalam salah satu poin pernyataan PGI terkait kerusuhan Tolikara di  kantor PGI, Jalan Salemba, Jakarta, Sabtu (18/7).

PGI menyatakan, tindak kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan. Pemerintah pun diharap segera mengusut tuntas siapapun pelaku di balik peristiwa ini, dan segera melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan hukum.

Selain itu, PGI berharap aparat keamanan dan kepolisian bertindak cepat untuk memulihkan rasa aman masyarakat Tolikara.

Dilaporkan, kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara pada Jumat (17/7) pagi telah menewaskan satu warga penganut Kristen, dan 11 lainnya luka-luka. Satu Masjid dan sejumlah kios-kios pakaian milik warga Papua dilaporkan terbakar dalam peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement