Ahad 19 Jul 2015 07:07 WIB
Pembakaran masjid

Kang Abik Sindir Wapres JK Punya Masalah dengan Speaker?

Wapres Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wapres Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik mengkritik pihak yang mempermasalahkan pengeras suara sebagai penyulut penyerangan massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) kepada umat Islam yang tengah menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan Koramil l1702-11/Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7) pagi WIT.

Secara tidak langsung, alumnus Universitas Kairo, Mesir tersebut menyorot komentar Wapres Jusuf Kalla yang menyebut penyerangan diiringi pembakaran masjid sebagai akibat pengeras suara yang dikumandangkan umat Islam.

"Yg punya masalah pribadi dgn speaker mohon diselesaikan dgn baik2, jangan dijadikan parameter bernegara. Nuwun," katanya melalui akun Twitter, ‏@h_elshirazy.

Penulis novel Ayat-Ayat Cinta tersebut juga mempertanyakan sikap aktivis HAM yang biasa bersuara lantang, kali ini tidak terdengar kritikannya. "Umat Islam sedang shalat Idul Fitri dilempari batu di Papua. Mushalla dibakar. Mana suara HAM?"

Meskipun begitu, Kang Abik, meminta masyarakat untuk tidak terpancing emosinya gara-gara insiden itu. "Mari kita Jaga Kerukunan Umat Beragama, Perdamaian, Persatuan Indonesia, dan kita jaga Kedaulatan wilayah NKRI."

Sebelumnya, Wapres JK mendapat laporan bahwa peristiwa itu terjadi karena kegiatan shalat Id bersamaan dengan kegiatan gereja masyarakat setempat. Jemaat gereja protes dengan pengeras suara di kegiatan salat yang dianggap mengganggu ketenangan. Akibatnya, ricuh pun terjadi. "Memang asal muasal soal speaker itu mungkin butuh komunikasi lebih baik lagi untuk acara-acara seperti itu," ujar JK.

Di lain kesempatan, ketua Dewan Masjid Indonesia itu menceritakan pengalamannya yang terganggung dengan pengeras suara masjid. Ketika pulang kampung ke Bone, Sulawesi Selatan, JK merasa terganggu dengan suara pengajian yang disiarkan empat masjid di sekitar rumahnya.

Kaset pengajian mulai diputar pukul 04.00, padahal shalat Subuh baru dimulai pukul 05.00. Karena suara pengajian yang diputar keras tersebut, Kalla pun terbangun. "Apa urusan Anda mengaji pakai kaset? Tidak ada pahalanya itu. Kalau ada pahalanya, itu orang Jepang yang dapat pahalanya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement