REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan terdapat 77 titik panas sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Sumatera.
Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin mengatakan ketujuh provinsi penyumbang titik panas diantaranya adalah Bangka Belitung dengan enam titik panas, Bengkulu dengan satu titik panas, Jambi dengan sembilan titik panas.
Selain itu Sumatera Barat dan Sumatera Selatan masing-masing delapan dan enam titik panas serta Sumatera Utara dengan tiga titik panas. Sedangkan 38 titik panas diantaranya terdeteksi di Provinsi Riau yang menyebar di delapan Kabupaten Kota.
"Bengkalis merupakan penyumbang titik panas terbanyak dengan jumlah 12 titik panas," kata Sugarin, Ahad (19/7).
Ia menjelaskan, tujuh daerah lainnya penyumbang titik panas di Riau yakni Kota Dumai dan Kabupaten Siak masing-masing dengan delapan titik panas. Selanjutnya Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi dengan tiga titik panas serta Rokan Hilir dengan dua titik panas. Sementara itu, Pelalawan dan Rokan Hulu masing-masing menyumbang satu titik panas.
Dari jumlah titik panas yang terdeteksi tersebut, Sugarin mengatakan bahwa 22 diantaranya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
"Bengkalis dan Siak masing-masing terdeteksi sebanyak tujuh dan enam titik api," jelasnya.
Sementara itu, Dumai dan Kuantan Singingi menyumbang lima dan dua titik api serta Indragiri Hilir dan Rokan Hilir dengan masing-masing satu titik api.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger pekan lalu menyatakan, upaya yang sedang dilakukan pihaknya dalam memadamkan titik api dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan mulai terlihat hasilnya.
Menurut dia, penyemaian awan dengan garam yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu sudah menghasilkan hujan disejumlah wilayah pada Sabtu dini hari seperti di Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan.
"Jumlah titik panas juga mengalami tren penurunan, karena itu TMC makin kita gencarkan," kata Edward.