Rabu 22 Jul 2015 04:30 WIB

Banyak Pasangan Lesbian, FUUI: TKW di Hong Kong Butuh Pengiriman Dai

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Tokoh Islam KH. Athian Ali Dai
Foto: ROL/Sadly Rachman
Tokoh Islam KH. Athian Ali Dai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI), Athian Ali menilai perlunya pengiriman dai untuk berdakwah di kalangan TKW Indonesia di Hong Kong. Pasalnya, fenomena lesbian di tengah TKW sudah semakin membengkak dan mengkhawatirkan.

“Sangat perlu, tapi harus terprogram. Kalau hanya dikirim tanpa ada program yang jelas, kurang efektif nantinya,” kata Athian Ali kepada Republika, Senin (21/7).

Athian menjelaskan, para dai yang dikirim itu sudah harus dibekali dengan kurikulum. Selama ini, beberapa dai ada yang diminta datang ke Hong Kong, kemudian dikelilingkan ke kelompok-kelompok pengajian. Namun, hal itu belum rutin dan memadai untuk pembinaan keagamaan para TKW.

Tidak hanya dai, menurut Athian, psikolog juga harus dihadirkan sehingga mereka mendapat pendekatan secara kejiwaan. Menurut dia, tindakan pasangan lesbi di Hongkong sudah patut diperiksa secara kejiwaan. Mereka sampai berbagi peran laki-perempuan, menganggap boneka sebagai anak, bahkan mengeluarkan zakat untuk boneka.

Ketua FUUI ini juga menyarankan supaya para TKW mendapat pembinaan keagamaan sebelum dikirim ke negara-negara tujuan. Selama ini, sejauh yang Athian dengar, pembinaan hanya terbatas pada pembekalan kemampuan menjaga diri dan bahasa asing tingkat dasar. Fenomena ini patut menjadi perhatian pemerintah terkait perlunya pembinaan keagamaan kepada TKW.

Meski, Athian melanjutkan, pembinaan agama tidak akan efektif kalau hanya sehari atau dua hari. Pembinaan agama harus dilakukan secara berkelanjutan. Karena itu, perlu ada tambahan dai yang fokus membina semangat keagamaan para TKW di sana.

“KBRI di Hong Kong sangat terbuka. Tinggal masalah jangkauan dan kemampuan tenaga dai yang kurang, yang harusnya dibantu oleh pemerintah,” tegas Athian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement