Rabu 22 Jul 2015 17:18 WIB
pembakaran masjid, insiden tolikara

Antisipasi Dampak Tolikara, Risma Pimpin Rapat Koordinasi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Damanhuri Zuhri
Tri Rismaharini - Walikota Surabaya
Foto: Republika/ Wihdan
Tri Rismaharini - Walikota Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mengantisipasi merembetnya dampak konflik sosial Tolikara, Papua, ke Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi, tepat pada hari pertama kerja pascalibur Lebaran, Rabu (22/7).

Selain dihadiri jajaran SKPD, camat dan lurah, rapat koordinasi juga melibatkan unsur kepolisian dan TNI.  Pada kesempatan tersebut, Risma menyampaikan, tujuan diselenggarakannya rakor adalah untuk menjaga situasi Surabaya tetap kondusif, terutama pascaterjadinya gesekan di Tolikara, Papua.

Pasalnya, menurut Risma, gejala merembetnya dampak konflik Tolikara sudah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. “Saya berharap di Surabaya tidak ada terjadi seperti itu,'' kata Rismaharini mengingatkan.

Ia menambahkan, ''Surabaya harus tetap aman dan kondusif sebab kota ini merupakan barometer keamanan nasional. Karena itu, wajib hukumnya menjaga persatuan bangsa ini,” kata Risma di gedung Pemkot Surabaya.

Risma menyatakan, rakor tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan antar tokoh lintas agama di level kecamatan. Harapannya, melalui pertemuan tersebut, para tokoh agama dapat memberikan penjelasan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.

Ditanya soal strategi pengamanan kota, Risma enggan berkomentar lebih jauh. “Saya tidak bisa jelaskan secara detail karena itu sudah ranahnya intel di kepolisian dan TNI. Yang jelas, di Surabaya tidak boleh ada gangguan kebebasan beribadah. Semua dijamin dan dilindungi,” kata Risma

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement