REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut tingkat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2015 lebih sedikit dari pada tahun sebelumnya. Pada tahun lalu terdapat 10.309 kasus kebakaran namun tahun ini baru di angka 4.927 kasus saja.
"Tapi tetap kita jaga waspada, sikap siaga antara pusat, daerah, perusahaan dan masyarakat sangat penting," tuturnya pada Rabu (22/7).
Di antara upaya yang telah dan tengah dilakukan yakni monitoring dan Water Boombing yang disiagakan di sejumlah provinsi. Di antaranya di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan terutama Riau.
Di Riau, kata dia, kegiatan Satgas Siaga Bencana sepanjang Rabu fokus di wilayah Tapung, Kampar yang memang mengalami karhutla cukup luas. Di kawasan tersebut berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit.
Selain water boombing, pemerintah juga mengupayakan hujan buatan dengan menaburi 35-40 ton garam di awan Riau. "Kalau awannya baik, nanti turun hujan juga,” ujar dia.
Berdasarkan keterangan BMKG yang dikutip Siti, hari kering sudah berlangsung 21 hari sampai dengan 11 Juli. Setelah itu, sedikit demi sedikit mulai turun hujan dengan bantuan awan buatan.
Ia juga merasa terbantu dengan kelembaban udara di Indonesia yang sangat baik. Hal tersebut membuat api tak berkobar hebat ketika karhutla terjadi. “Kita agak beruntung, kelembaban udara kita humidity-nya lebih bagus dibandingin Eropa, Australia, jadi asapnya saja yang banyak,” tuturnya.