REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mendeteksi sedikitnya ada 308 titik panas dan kabut asap di Pulau Sumatra. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin nyata yang terlihat dari bertambahnya hostpot.
“Riau 122, Sumatra Selatan (Sumsel) 59, Jambi 58, Bengkulu 10, Sumatra Barat (Sumbar) 19, Sumatra Utara (Sumut) 25, Bangka Belitung (Babel) sembilan, Kepulauan Riau (Kepri) satu dan Lampung lima,” ujarnya kepada Republika, Ahad (26/7).
Dia menambahkan, Riau sebagai daerah langganan karhutla tetap saja terbakar. Sebanyak 122 hotspot tersebar di Bangkalis 17, Kampar 16, Dumai tujuh, Kuansing empat, Pelalawan 44, Rohil lima, Rohul dua, Siak lima, Indragiri Hilir (Inhil) delapan, dan Inhu 14.
Asap menutup wilayah Pekanbaru. Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari hanya satu km karena tertutup asap. Sedangkan di Dumai tiga km, Pelalawan tiga, dan Rengat tiga km tertutup kabut. “Upaya pemadaman karhutla masih terus dilakukan, baik di darat dan udara,” ujarnya.
Sebenarnya, dia melanjutkan, sesuai perintah Presiden pada Januari 2015, penanggung jawab pengendalian karhutla adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Kepala daerah, kata dia, adalah yang memimpin upaya penanggulangannya di daerahnya.