REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Manajemen Citilink terus berkoordinasi dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) serta AP II Bandara Minangkabau dalam upaya penarikan pesawat Citilink yang tergelincir di landasan pacu bandara internasional tersebut pada Ahad (2/8) malam. Citilink berharap penarikan pesawat selesai pada Senin (3/8).
“Kegiatan penarikan diharapkan bisa selesai secepatnya hari ini agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan yang akan berlangsung,” kata President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan, dalam siaran pers, Senin.
Albert mengungkap, aktivitas penarikan masih terus diupayakan dengan menggeser badan pesawat ke lokasi yang menjauh dari landasan pacu pesawat atau runway. Saat ini aktivitas penarikan pesawat mengalami kesulitan karena roda pesawat yang menopang badan pesawat berada di tanah yang berlumpur akibat dilanda hujan deras.
“Kesulitan yang dialami saat ini adalah kondisi tanah yang menjadi berlumpur sehingga memerlukan tumpuan plat baja sebagai pijakan bagi roda pesawat agar bisa dipindahkan dengan mudah,” imbuhnya.
Albert menjelaskan, penarikan pesawat harus dilakukan dengan ekstra hati-hati mengingat kondisi terakhir dan posisi pesawat yang akan menjadi fokus penelitian tim KNKT.
Albert menyebutkan, direksi Citilink akan tiba di Padang pada Senin pagi untuk melihat langsung penanganan pesawat, dan berencana mengunjungi penumpang. Terutama penumpang yang sempat dibawa ke rumah sakit akibat syok ringan.
Menurutnya, hingga Senin dini hari sedikitnya ada 130 penumpang yang diinapkan dengan biaya ditanggung Citilink. Sedangkan sebagian besar penumpang yang lain sudah pulang sendiri dengan diberikan uang transportasi.
Pesawat Citilink Indonesia QG 970 rute penerbangan Cengkareng – Padang mengalami overrun (tergelincir) saat mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Ahad, sekitar pukul 19.27 WIB. Pesawat jenis Airbus A320 itu mengangkut sebanyak 178 penumpang termasuk tiga bayi, dengan total enam kru pesawat. Seluruh penumpang selamat dan tidak ada yang luka berat.