REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pengelola Sekolah Menengah Pertama Flora Kota Bekasi, Jawa Barat, membantah kematian Evan Christoper Situmoran (12 tahun) akibat menderita kelelahan fisik selama mengikuti agenda masa orientasi siswa.
"Kita tekankan ini (kematian Evan) bukan karena kegiatan MOS, sebab MOS berjalan pada tanggal 9 Juli 2015, lalu libur Lebaran dan baru aktif lagi sekolah mulai 27 juli 2015," kata Pengawas MOS SMP Flora Herson Nainggolan di Bekasi, Senin (3/8).
Menurut dia, agenda libur Lebaran cukup panjang, yakni hampir tiga pekan pascakegiatan MOS di sekolah berlangsung. "Kita yang tidak tahu, apa yang terjadi (pada Evan) saat libur di rumah," katanya.
Herson juga membantah MOS yang diselenggarakan pihaknya menguras stamina para peserta, sebab kegiatannya hanya sebatas pada pengenalan lingungan sekolah. "Kegiatannya wajar dan tidak menyalahi aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aksesoris pun tidak macam-macam hanya ganti baju dan pemberian papan nama," katanya.
Kegiatan MOS tersebut juga dilakukan secara selektif melalui pengisian formulir peserta bagi mereka yang merasa mampu dari sisi stamina. "Saat mendaftar ada seleksi melalui formulir. Saat pelaksanaan MOS juga sudah ditanyakan kembali bagi yang sakit dan yang puasa tidak wajib ikut," ujarnya.
Kegiatan MOS tersebut mengangkat tema "Cinta Lingkungan" dengan memperkenalkan rute menuju sekolah di Jalan Perumahan Pondokungu Permai (PUP) Blok B-26 Nomor 07, Bekasi Utara, Kota Bekasi secara berjalan kaki.
"Setiap kelompok berangkat ke pos pertama, dia bawa air minum dan makanan kecil. Pos pertama jaraknya sekitar 500 meter," katanya.
Dikatakan Herson, di pos tersebut peserta diharuskan memecahkan teka teki dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sekolah. "Setelah itu sambil istirahat, ada pemberian poin secara kelompok sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke pos kedua dan pos ketiga," katanya.
Herson juga mengaku tidak ada penjatuhan sanksi dari panitia terhadap peserta, termasuk kepada Evan selama yang bersangkutan menjalani MOS. "Tidak ada sanksi fisik buat Evan seperti scott jump atau pushup dan lainnya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Evan tewas pada 30 Juli 2015 setelah sebelumnya sempat mendapat perawatan di Puskesmas terhadap gangguan kesehatannya. Tim medis menyatakan Evan menderita asam urat dengan tingkat keseriusan 6,7. Kasus tersebut saat ini masih dalam penanganan Kepolisian Sektor Bekasi Utara.