REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi menjaga kepentingan penegakan hukum di perairan Indonesia, Badan Keamanan Laut (Bakamla) terus memperkuat armadanya. Terbaru, Bakamla memesan enam buah pesawat amfibi buatan dalam negeri senilai Rp 7,5 miliar per unit. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan dengan nilai kontrak pesawat amfibi buatan perusahaan luar negeri sebesar Rp 40 miliar per unit.
Pesawat tersebut saat ini masih berupa yang prototipe. Dijadwalkan, pada akhir tahun ini bisa diujicobakan untuk memperkuat kekuatan maritim Indonesia. "Ini karya Institut Teknologi Bandung (ITB). Buatan putra dan putri kita," kata Sestama Bakamla Laksma (Maritim) Dicky Rezadi Munaf di Jakarta, Selasa (4/8).
Secara umum, ia menjelaskan bahwa pesawat tersebut memiliki tiga tempat duduk, untuk pilot, navigator, dan penyidik. Penempatan penyidik mutlak dilakukan, lantaran harus melakukan penindakan ketika menemukan pelanggaran di lautan lepas. Hal itu sesuai dengan status Bakamla sebagai 'coast guard' Republik Indonesia. Hanya saja, untuk pilot direkrut dari Pusat Penerbang AL dan AU.
Dicky menjelaskan, keenam pesawat amfibi tersebut rencananya ditempatkan di tiga lokasi berbeda, yang menjangkau wilayah barat, tengah, dan timur. Masing-masing di pangkalan Ambon, Batam, dan Manado. "Mudah-mudahan bisa ikut memperkuat maritim Indonesia. Konsep dasarnya untuk mendukung operasi yang cepat, tepat dan dapat diandalkan," kata Dicky,
Kasub Biro Sarana dan Prasarana Bakamla, Letkol (Maritim) Rochmat Agus menjelaskan keunggulan prototipe pesawat amfibi tersebut. Secara umum, pesawat bermodel catamaran itu terdiri dua badan penyeimbang. Pesawat ditargetkan harus mampu beroperasi hingga di stage tiga (ombak 3-5 meter). "Model hall catamaran, berbahan dasar rangka dari titanium dan mix carbon fiber. Akhir bulan Agustus akan diujicoba. Untuk versi satu, Desember 2015 ini sudah disempurnakan," kata Rochmat.
Pesawat amphibi tersebut, nantinya akan mampu membuat manuver-manuver yang tidak bisa dilakukan pesawat sejenis. Kemampuan ketinggian terbang yang direncanakan pun tidak main-main mencapai 400 meter dengan daya jelajah antara 100 sampai140 knot.