Ahad 09 Aug 2015 01:00 WIB

Ustadz Taufiqurrahman Bangun Pesantren Tahfizh Gratis Untuk Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Ustadz Taufiqurrahman saat ini sedang merintis pembangunan pondok pesantren tahfizhul Qur’an di daerah Bogor, Jawa Barat. “Alhamdulillah ada jamaah yang mewakafkan tanahnya seluas 5.000 meter persegi di daerah Gunung Malang, dekat Curug Luhur dan Curug Nangka,  Bogor, Jawa Barat, untuk dibangun pondok pesantren,” kata Ustadz Taufiqurrahman.

Ustadz yang jago pantun itu mengungkapkan hal tersebut  usai mengisi pengajian Kitab Riyadhush Shalihin yang diadakan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) di Masjid Al-Ikhlas Kampus Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/8).

Pesantren tersebut dinamakan Darut Taufiq Ar-Arrahman. Taufiqurrahman menjelaskan, tahap pertama yang segera dibangun adalah masjid. “Sebab di daerah tersebut saat ini belum ada masjidnya,” ujar Taufiqurrahman yang didampingi istrinya, Aida Shafira Baladjam.

Setelah itu, pihaknya ingin segera membangun pesantren penghapal (tahfizh) Qur’an untuk jenjang siswa SMP dan SMA. Pesantren tersebut gratis untuk kaum dhuafa.

“Selain muatan utama tahfizh Qur’an, para siswa itu pun mendapatkan pelajaran sekolah, terutama Matematika, Fisika dan Bahasa Inggris. Mereka juga akan diikursertakan pada ujian nasional dan ujian akhir sekolah. Jadi mereka punya ijazah SMP maupun SMA,” papar Taufiqurrahman.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah para santri tersebut juga akan diajari ilmu berwirausaha, seperti bertani dan beternak. Usaha ternak tersebut antara lain sapi dan kambing.

 

Hal ini, kata Taufiqurrahman, dimaksudkan agar para santri itu tidak menjadi orang yang tangan di bawah, melainkan menjadi pemuda yang mapan dan tidak tergantung siapa pun.

“Jadi, para santri itu kita bekali ilmu akhirat yakni tahfizh Qur’an dan ilmu dunia, yakni wirausaha,” kata Taufiqurrahman.

Taufiqurrahman mengajak masyarakat untuk berpartisipasi membangun pesantren Darut Taufiq Ar-Rahman. “Kami mengajak para jamaah di berbagai majelis ta’lim maupun perorangan dan lembaga untuk bersama-sama mewujudkan pesantren tersebut sebagai persiapan kita pulang ke akhirat,” paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement