REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Doni Monardo mengajak warga Morela, Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah untuk mengembangkan bibit pohon endemik jenis samama atau jabun merah di lahan milik mereka.
"Pohon samama ini bernilai ekonomis karena dibutuhkan perusahaan industri kayu lapis dan pertumbuhannya relatif cepat yakni antara enam hingga tujuh tahun sudah bisa dipanen," kata Pangdam di Ambon, Sabtu (22/8).
Pertimbangannya, harga kayu samama di pasaran saat ini berada di kisaran Rp1,8 juta per meter kubik, sehingga bila satu penduduk yang menanam 100 pohon saat ini akan menerima penghasIlan bisa mencapai ratusan juta rupiah pada saat panen nanti.
Menurut Pangdam, saat ini pihaknya bersama warga Morela telah membuat persemaian untuk percontohan pengembanan bibit anakan samama yang didatangkan dari Bogor dan Kendal. Kemudian warga setempat juga akan dibagikan bibit pohon samama sebanyak 25 ribu pohon untuk ditanam di masing - masing lahan milik mereka.
"Kami juga membantu warga dengan mendatangkan tenaga penyuluh lapangan dari Jawa dan Sulawsi Selatan untuk melatih mereka tentang cara menanam dan merawat pohon secara baik," ujar mantan Danjen Kopasus yang peduli dengan masalah lingkungan ini.
Bila jenis pohon endemik seperti ini dikembangkan dalam jumlah besar di Maluku, tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha industri kayu lapis kembali melirik daerah ini.
Bahkan tidak menutup kemungkinan akan berinvestasi di Maluku untuk membangun pabrik industri kayu lapis, sehingga terbuka kesempatan luas bagi para pencari kerja di daerah ini untuk menjadi karyawaan perusahaan.
"Terpenting saat ini adalah kehidupan masyarakat Maluku yang harmonis dalam semangat 'Hidup Orang Basudara' (bersaudara-red) harus tetap dijaga, serta hindari mengkonsumsi miras yang tidak membawa manfaat positif agar stabilitas keamanan dan ketertiban tetap terpelihara sehingga menjadi jaminan bagi investor menanamkan modanya di sini," ujar mantan Danjen Koppasus ini.