Jumat 11 Sep 2015 00:45 WIB

Pos Indonesia akan Evaluasi Bus Surat

 Sejumlah pelajar mengamati bus surat dan alat tukar perangko lama di Museum Pos di jalan Cilaki, Kota Bandung, Kamis (9/1).        (Republika/Edi Yusuf)
Sejumlah pelajar mengamati bus surat dan alat tukar perangko lama di Museum Pos di jalan Cilaki, Kota Bandung, Kamis (9/1). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pos Indonesia akan melakukan evaluasi ulang terhadap fungsi dan layanan kotak surat atau bus surat yang terdapat di berbagai tempat di Indonesia.

"Bis surat masih berfungsi, namun kondisinya sudah banyak yang tidak layak pakai, maka perlu adanya evaluasi terhadap perbaikan fisik beserta dengan layanannya," kata Human Capital dan General Affair Director PT Pos Indonesia, Febriyanto kepada Antara di Jakarta, Kamis (11/9).

Pada saat ini PT Pos lebih mengembangkan bisnis dari segi logistik dan distributor ke daerah-daerah pelosok Indonesia. Untuk pengiriman melalui bus surat, ia menjelaskan permintaannya menurun dan tidak melebihi lima persen per tahunnya.

"Pengiriman surat pribadi memang sudah menurun tajam akibat perkembangan zaman, namun selama permintaan masih ada, kami tidak akan menghapusnya," kata Febriyanto.

Selain itu, PT Pos telah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam ditributor pengiriman uang cash di daerah-daerah pelosok, bersama dengan kemitraan perbankan setempat.

"Kami juga tidak akan kalah dengan perkembangan zaman, maka kami mengembangkan banyak pengiriman dokumen berbasis internet dan cetak, serta distribusi keuangan," tuturnya.

Setiap pengirman barang, dokumen dan uang ada asuransi yang telah menjaminnya guna meminimalisir kerugian akibat kecelakaan yang tidak diduga.

"Seperti kasus jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua, kami juga sedang mengirimkan sekitar Rp 6 miliar tunai dan ikut terbakar, tetapi sudah diasuransikan sebelumnya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement