REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah saat ini tengah fokus melakukan pembenahan di bidang pangan dan infrastruktur.
"Konsentrasi kita ke depan selesaikan masalah pangan. Infrastruktur berikutnya, misalnya jalan tol trans Sumatera," kata Presiden saat bertemu dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Qatar di rumah dinas Duta Besar RI untuk Qatar, Doha, Senin malam waktu setempat atau Selasa dini hari waktu Jakarta.
Kepala Negara mengatakan saat ini tantangan berat Indonesia ada di bidang ekonomi karena mayoritas barang masih impor, sehingga pelemahan rupiah dibandingkan dolar Amerika Serikat makin terasa.
"Padahal kita punya potensi kekuatan untuk selesaikan yang impor tadi. Kalau itu ketemu (terselesaikan), maka 'nggak' akan menjadi masalah dalam nilai tukar," papar Presiden.
"Saya sampaikan, transformasi dari konsumsi ke produksi ingin kita ubah, tapi memang butuh waktu. Mentan sudah saya perintahkan urusan beras, kedelai, jagung (selesai) tiga tahun, gula lima tahun, daging lebih dari lima tahun," tambahnya.
Meski membutuhkan waktu, Presiden menegaskan bahwa memang transformasi itu harus dilakukan sehingga Indonesia memiliki kemandirian pangan. Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur yang harus segera dilakukan.
"Misalnya jalan tol trans Sumatera. Kalau tidak segera mulai, bila ditunda, maka akan semakin mahal harganya, nanti pembebasan lahan ya mahal," kata Presiden.
"Jalur kereta api di Sulawesi akhir bulan ini akan dimulai, di Papua tahun depan semester kedua, kereta api dimulai. Tidak bisa kita bekerja hanya untuk kita hari ini. Dengan kerja fokus hasilnya akan kelihatan mata," tambah Kepala Negara.
Silaturahim Presiden dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Qatar dihadiri sekitar 500 orang dan berlangsung di rumah dinas Duta Besar RI di Doha. Menurut Duta Besar Dedy Saiful, ada 40.000 masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di Qatar. Mereka tersebar di sejumlah kota di negara tersebut. Mayoritas warga Indonesia di Qatar bekerja di sektor minyak, gas dan kimia.