REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kraton Yogyakarta Hadiningrat memiliki penanggalan sendiri untuk menentukan hari raya Idul Adha 1436 H. Penanggalan yang digunakan adalah Penanggalan Sultan Agung.
"Idul Adha tahun 1436 H, Kraton jatuh tanggal 24 September," kata GBPH Yudhaningrat, Ketua Umum Yayasan Gembira Loka (GL) Zoo di sela-sela menyerahkan hewan kurban GL Zoo, Selasa (22/9/2015).
Lebih lanjut, Yudhaningrat mengatakan penetapan hari raya Idul Adha berkaitan dengan persiapan untuk pembuatan gunungan untuk Grebeg Idul Adha. Senin (21/9/2015) sore, Kraton Yogyakarta telah memulai tahapan Tumplak Wajik sebagai tanda pembuatan gunungan untuk Garebeg Besar, Kamis (24/9/2015).
Sebelum tumplak wajik, abdi dalem Konco Geladak membunyikan lesung. Kesenian Gejog Lesung yang dibunyikan abdi dalem yang mengenakan pakaian berwarna merah ini sebagai tanda prosesi membuat gunungan.
Pembuatan gunungan dilakukan ndalem Magangan Kidul Kraton Yogyakarta. Ada tujuh buah gunungan yang akan didoakan dan bagikan kepada rakyat pada upacara Garebeg Besar. Yaitu tiga gunungan lanang, satu putri, satu pawuhan, dan satu gunungan gepak.
Usai sholat Idul Adha di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, kata Gusti Yudho, siang harinya akan dilaksanakan garebeg besar Idul Adha. "Garebeg besar Idul Adha ini sudah menjadi tradisi turun temurun di Keraton Yogyakarta," kata Gusti Yudho.
Lebih lanjut Gusti Yudho mengatakan Keraton Yogyakarta juga akan memberikan hewan kurban baik sapi atau kambing untuk disembelih di masjid yang berada disekitar Keraton Yogyakarta dan empat masjid Pathok Negoro.
"Saya tidak hafal berapa ekor sapi atau kambingnya karena yang membeli mas Gusti Hadi (KGPH Hadiwinoto,red)," kata adik Sri Sultan HB X ini.