REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sebuah studi lapangan telah dimulai untuk memberikan 200 ribu pekerjaan bagi kaum perempuan di sektor haji dan Umroh, khususnya wilayah Makkah. Studi ini telah disampaikan oleh wakil ketua panitia pelatihan dan Saudization di Makkah Ayman Beshawri.
Seperti dikutip dari Arabnews, Selasa (22/9), dia mengatakan, bahwa wanita tidak diberi pekerjaan. Ini terlepas dari kenyataan bahwa pekerjaan tersebut perlu keterampilan orang Saudi dan paling cocok untuk wanita. Apa yang lebih, hal ini dilakukan meskipun keputusan dari Kementerian Tenaga Kerja memberikan kabar positif.
Beshawri mengatakan bahwa perusahaan di Makkah lebih enggan untuk mempekerjakan wanita daripada di kota-kota besar lain. Hal ini terutama karena perempuan kurang menyadari kesempatan kerja, khususnya di hotel.
Hal ini ditambah lagi, tidak ada koordinasi antara kantor dan pusat-pusat pelatihan dan pekerjaan baik di sektor publik dan swasta. Penelitian yang dilakukan akan memberikan statistik rinci dari kesempatan kerja yang sebenarnya bagi kaum perempuan.
Ini juga akan membantu para pengambil keputusan di pihak yang berwenang untuk menciptakan lapangan kerja bagi perempuan. Penelitian ini akan mengeksplorasi peluang untuk menyediakan lapangan kerja bagi perempuan.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada visa tenaga kerja asing. Studi ini juga akan membantu perusahaan untuk menyediakan kader lokal cocok untuk bekerja. Beshawri mengklaim bahwa ada 200 ribu pekerjaan dimulai dengan gaji 4,000 riyal di wilayah tengah Makkah. Semua kesempatan kerja ini berada di wilayah perempuan.
Selama musim haji tahunan, ribuan pekerjaan mendapatkan gaji antara 4,000-7,000 riyal. Pekerjaan ini termasuk sopir, supervisor, layanan agen, sektor perhotelan dan pelayanan haji. Peluang ini disediakan untuk penduduk Makkah dan sekitarnya, dan dibuka lowongan sebelum haji.