REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Belasan imigran gelap yang diamankan di selatan Kabupaten Cianjur dibawa ke Kantor Imigrasi Sukabumi Kamis (24/9) malam. Mereka untuk sementara ditampung di ruang detensi imigrasi Sukabumi.
Para imigran yang diamankan berjumlah sebanyak 18 orang. Rinciannya, sebanyak 12 orang warga Bangladesh, empat orang India, dan dua orang Pakistan. Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Firlianto Akbar mengatakan, belasan imigran ini rencananya akan menuju ke Australia melalui perairan selatan Cianjur.
''Mereka menggunakan kapal nelayan yang diawaki tiga orang warga Makasar,'' ujar dia kepada wartawan.
Namun ungkap Firlianto, kapal yang para imigran tumpangi tersebut kehabisan bahan bakar. Dampaknya, belasan imigran ini terdampar di Pantai Jayanti Desa Cidamar Kecamatan Cidaun. Sebelumnya lanjut Firlianto, para imigran sempat tinggal di kawasan Cisarua Kabupaten Bogor. Di sana mereka menetap hingga enam bulan.
''Setelah diperiksa, dari belasan imigran hanya tiga orang yang punya dokumen dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR),'' terang Firlianto. Sementara imigran yang lain tidak memilikinya.
Dalam penanganan para imigran ini sambung Firlianto, Imigrasi juga melakukan koordinasi dengan International Organization for Migration (IOM). Khususnya, upaya lanjutan terhadap nasib para imigran tersebut.
Kapolres Cianjur Asep Guntur Rahayu menambahkan, polisi mendapatkan informasi keberadaan imigran dari warga yang melihat mereka. "Informasinya, mereka terdampar sekitar pukul 01.30 WIB," katanya.
Dari hasil penelusuran sementara ujar Guntur, mereka awalnya berangkat dari Pamengpeuk Kabupaten Garut. Diduga, karena kehabisan bahan bakar akhirnya mereka terdampar di perairan Cianjur.
Kini lanjut Guntur, polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Misalnya dengan meminta keterangan dari tiga awal Kapal Motor (KM) Ayu yang merupakan warga Makasar Sulawesi Selatan.