Jumat 25 Sep 2015 18:54 WIB

Pemerintah akan Percepat Revitalisasi Pasar Rakyat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Hazliansyah
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) berjalan keluar seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo membahas kebijakan untuk mengatasi penurunan ekonomi Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) berjalan keluar seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo membahas kebijakan untuk mengatasi penurunan ekonomi Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana untuk mempercepat program revitalisasi pasar rakyat. Sebab, pasar rakyat memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian nasional.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, revitalisasi pasar rakyat akan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Menurutnya pasar rakyat dapat menjadi sarana perdagangan dan titik distribusi barang yang strategis dalam mengawal harga serta mengendalikan inflasi. Selain itu, pasar rakyat juga mampu mendorong revitalisasi sosial.

"Revitalisasi pasar rakyat punya banyak manfaat, seperti menggeliatkan perekonomian rakyat, memudahkan akses masyarakat ke sumber ekonomi, serta memperkuat basis ekonomi masyarakat daerah," ujar Thomas, Jumat (25/9).

Thomas menjelaskan, revitalisasi pasar tak hanya sekadar membangun fisiknya saja, namun juga mencakup peningkatan manajemen. Pada tahun ini pemerintah menganggarkan dana sekitar Rp 1,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun kembali pasar rakyat, terutama di wilayah tertinggal.

"Pasar rakyat menjadi sarana interaksi masyarakat karena di situ terjadi transaksi langsung, bahkan di beberapa daerah, pasar menjadi ruang publik yang efektif," kata Thomas.

Selain revitalisasi pasar, Thomas juga akan membangun pasar komoditas sebagai pengembangan dari program pasar rakyat. Thomas menjelaskan, pasar komoditas akan mempertimbangkan faktor potensi daerah. Misalnya daerah penghasil buah-buahan akan diarahkan untuk fokus membangun pasar buah.

Menurut Thomas, dengan cara tersebut diharapkan setiap daerah memiliki keunggulan dan daya saing. Sistem ini mampu menyatukan dan menghubungkan tren harga, serta pasokan maupun kebutuhan antarpasar. Dengan demikian gejolak harga barang dan ketidakseimbangan stok barang bisa ditekan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement