REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Penyerapan gabah petani oleh Bulog, mulai melambat. Hal ini, karena penyerapan sudah lewat dari panen gadu yang berlangsung pada Agustus kemarin.
Kepala Bulog Divre Jabar Alip Afandi mengatakan, hingga kini, pihaknya telah menyerap sebanyak 418 ribu ton atau sudah melebihi yang ditargetkan. Dari angka tersebut, sebanyak 60 ribu ton merupakan beras premium.
Melalui penyerapan ini, Alip mengklaim, stok beras akan aman hingga akhir tahun. Adapun penyerapan akan kembali meningkat pada musim panen yang berlangsung di Januari dan Februari 2016. Meski sudah berkurang, namun penyerapan masih ada di sejumlah daerah. “Misalnya, di daerah Cilamaya (Kabupaten Karawang) yang dikunjungi Presiden Jokowi,” katanya.
Di sisi lain, kata dia, Jabar menjadi provinsi pertama yang mendapat guyuran raskin ke 13 dan 14 dengan total volume 78.473.700 kilogram (kg). Penyaluran raskin ini, bertujuan untuk mengurangi beban 2,615 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM).
Menurut Alip, terbitnya alokasi raskin 13 dan 14 karena ada kelemahan ekonomi. Anggaran tersebut, sebagai tambahan untuk penyediaan pangan. "Pada 2016, masih tetap ada raskin dan alokasinya masih sama dengan sebelumnya," katanya. Dalam penyaluran paskin, pihaknya berkoordinasi dengan pemkab/pemkot sebagai pemegang kewenangan mengenai pagu raskin.
Sementara menurut Sekretaris Panitia Penyelenggara Penyaluran Raskin Tambahan yang juga menjabat Kepala Biro Perekonomian Jabar, Poppy Sopia Bakur, penyaluran raskin ke 13 dan 14 tahun ini, sebanyak 78.473.700 kg. Jumlah itu, sebagai alokasi tambahan dari raskin reguler tahun ini sebanyak 470.842.200 kg. Sehingga, jumlah total raskin reguler dan tambahan di Jabar sebanyak 549.315.900 kg. “Daerah yang sudah menyalurkan 100 persen, akan segera menyalurkan raskin ke 13 itu," katanya.