Senin 28 Sep 2015 21:48 WIB
Salim Kancil

Pasca-pembunuhan Salim Kancil, ESDM akan Monitor Pengelola Tambang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Didi Purwadi
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui penambangan rakyat atau penambangan golongan C memang kerap kali tersangkut konflik masyarakat. Disebutkan, penambangan ini kerap dilakukan secara mandiri oleh warga dan luput dari kontrol pemerintah daerah.

Untuk itu, pasca insiden pembunuhan sadis terhadap warga Lumajang yang menolak tambang pasir, pemerintah pusat secara tegas meminta pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku penambangan rakyat.

Menteri ESDM, Sudirman Said, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan lepas tangan begitu saja pasca-insiden ini. Secara legal, pertambangan golongan C masuk ke dalam kewenangan pemerintah daerah. Namun, Sudirman menyebutkan pemerintah pusat akan tetap melakukan monitoring terhadap perilaku penambangan rakyat.

"Saya belum cek detailnya. Tapi saya dengar ini soal galian C. Dan galian C urusan Pemda. Tapi, yang jelas kita akan monitor," ujar Sudirman di kantornya, Senin (28/9).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement