REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Bentrokan yang pecah antara warga Palestina dan polisi Israel yang menyerbu komplek Masjid Al Aqsa, Senin (28/9) kemarin, dikarenakan terus meningkatnya pengunjung Yahudi yang terus lakukan ritual keagamaan di sana.
Dilansir dari thenews.com, polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut, sementara para demonstran hanya membalasnya dengan lemparan batu, sebelum akhirnya berlindung di dalam mesjid.
Sumber-sumber di sekitar mengatakan kalau granat setrum polisi memprovokasi empat kebakaran di dalam masjid. Red Crescent Palestina melaporkan 22 orang terluka, dengan tiga orang dibawa ke rumah sakit setelah terkena peluru karet, termasuk satu orang yang dipukuli di bagian wajahnya di dalam masjid.
Polisi Israel menuturkan mereka melaksanakan serangan itu untuk menjaga agar kunjungan umat Yahudi tidak terganggu. Puluhan petugas dikerahkan, termasuk di atap masjid, dan polisi menutup pintu depan masjid untuk menghalang jemaah Muslim untuk masuk.
Jamaah Muslim yang berada di kompleks setelah sholat subuh mulai dipaksa untuk meninggalkan lokasi oleh polisi Israel, dan semua gerbang yang digunakan oleh umat Islam untuk memasuki Al Aqsa ditutup. Beberapa orang tetap berada di depan gerbang dan menerikan protes.
Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam, tetapi juga diklaim sebagai Temple Mount oleh Yahudi. Presiden Palestina Mahmoud Abbas berencana membahas permasalahan ini di Majelis Umum PBB pada hari Rabu (30/9) esok.