Rabu 30 Sep 2015 09:29 WIB
Salim Kancil

Gagal Lindungi Salim Kancil, Bupati Lumajang Didesak Mundur

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, kasus pembunuhan petani penolak tambang pasir, Salim alias Kancil sangat mengganggu rasa kemanusiaan.

Bupati Lumajang, kata Uchok, telah gagal melindungi masyarakatnya dari kekejaman orang-orang tambang. Maka dia harus mundur sebab dia bisa menjadi bupati karena dipilih masyarakat yang seharusnya ia lindungi.

"Pembunuhan secara terang-terangan terhadap Salim merupakan kegagalan pemerintah melindungi hak hidup rakyat. Makanya sebaiknya Bupati Lumajang mundur dari jabatannya," katanya di Jakarta Selasa, (29/9).

Sementara itu, Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan, tindakan membunuh Salim alias Kancil merupakan perbuatan kriminal dan menginjak-nginjak hukum dan konstitusi negara. Sebab mereka membantai Salim dan Tosan terang-terangan.

Selain di Lumajang, lanjut Fahira, di daerah-daerah lain di Indonesia masih banyak konflik antara penduduk desa dan pemilik tambang. Hal itu berpotensi melahirkan tindakan-tindakan kekerasan.

“Konflik terkait tambang pasir di Lumajang ini bukan masalah sehari, dua hari terjadi. Harusnya aparat sudah bisa mendeteksi potensi-potensi kekerasan dan mencegah pembunuhan terhadap Salim," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement