Selasa 13 Oct 2015 00:00 WIB

BNPB tak Bisa Targetkan Pemadaman Titik Api

Rep: Maspril Aries/ Red: Indah Wulandari
Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih belum bisa memastikan berakhirnya kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan (Sumsel).

“Jika ditanya target, saya tidak bisa memastikan. Banyak kendala yang dihadapi, siapapun tidak bisa memastikan sampai kapan titik api dapat dipadamkan. Selain titik api yang sudah berhasil dipadamkan, ternyata muncul sumber titik api baru,” kata Kepala BNPB Willeam Rampangilei usai rapat pengarahan di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Sumsel, Senin (12/10).

Ia menjelaskan, untuk pemadaman di Sumsel masih fokus di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). “Di sini masih ada tiga lokasi yang masih ada titik apinya, di Air Sugihan, Cengal dan Tulung Selapan. Kita juga masih tetap konsentrasi penggulangan kabut asap di Jambi dan di Riau,” katanya.

Menurut Willeam, ada satu lokasi baru di Tulung Selapan yang apinya baru muncul. Padahal BNPB masih fokus pemadaman di Air Sugihan dan Cengal. Jumlah titik api masih fluktuatif karena untuk pemadaman dari udara, tim menghadapi kendala angin, dan jarak pandang akibat kabut asap.

Willeam yang baru saja menggantikan Kepala BNPB Syamsul Maarif pada 7 September lalu menjelaskan, penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Sumsel menjadi pekerjaan berat pemerintah. BNPB belum bisa memastikan kapan pelaksanaan penanganaan kebakaran lahan dan hutan bisa selesai. 

Mantan Deputi bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial pada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu hanya memastikan, saat ini seluruh armada pesawat dan helikopter yang dikerahkan BNPB dipusatkan di Lanud Palembang.

Seluruh armada akan diterbangkan bersama dan bergantian sesuai dengan standar penerbangan di udara. Untuk pesawat bantuan Malaysia tipe CL 145 Boombardir hanya akan terbang maksimal enam jam di wilayah OKI.

“Jika memang dimungkinkan diterbangkan bersama-sama juga bisa bergantian. Tapi pesawat memiliki kapasitas jarak pandang dan kapasitas air yang dibawa. Karena itu, diatur sesuai dengan kondisi di lapangan,” kata Willeam.

Kepala BNPB juga menjelaskan rencana kedatangan bantuan pesawat dari Australia yang direncanakan akan tiba di Lanud Palembang. “Seluruh persiapan logistik bagi tim Australia sudah kita persiapkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement