REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada usia ke-70 tahun, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menegaskan jati dirinya sebagai penjaga kedaulatan negara dengan rakyat sebagai pilar utamanya. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, integrasi semua komponen bangsa dan rakyat adalah kunci yang membuat TNI kuat.
Menurut Gatot, puncak HUT ke-70 di Pelabuhan Merak Mas, Cilegon, Banten, buah kemitraan TNI dengan sejumlah pihak termasuk sektor industri. "Ketika memilih menggelar kegiatan di pelabuhan, kami mengedepankan pertimbangan efektivitas serta efisiensi, dan pemerintah serta perusahaan yang mengelola perusahaan tersebut bersedia mendukung,” ujarnya setelah memberikan penghargaan kepada beberapa pihak yang menyukseskan HUT TNI ke-70 di Balai Sudirman, kemarin.
Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto mengaku merasa terhormat saat TNI memilih Pelabuhan Merak Mas sebagai pusat perayaan HUT TNI. Namun muncul pula kecemasan, apakah lokasi tersebut mampu memfasilitasi pergerakan belasan ribu pasukan dan undangan, serta ratusan alutsista mulai dari kendaraan tempur, pesawat tempur hingga kapal perang.
"Sangat melegakan saat seluruh rangkaian kegiatan berakhir, tidak ada kendala apapun. Di satu sisi, itu menunjukkan kapasitas sesungguhnya dari Pelabuhan Merak Mas,” katanya.
Dalam peringatan HUT TNI pada 5 Oktober, Presiden Jokowi sebagai inspektur upacara hadir bersama Ibu Negara Iriana Jokowi. Gatot didampingi KSAD Jenderal Mulyono, KSAL Laksamana Ade Supandi, dan KSAU Marsekal Agus Supriatna, serta Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Selain upacara, acara tersebut juga diisi defile lebih 12 ribu prajurit TNI dari berbagai kesatuan berikut alat utama sistem senjata mereka yang melakukan manuver serta gelar operasi darat, laut dan udara. Dari mulai sailing pass kapal perang, terbang lintas pesawat udara, kendaraan tempur, hingga peragaan infiltrasi pasukan elite, dan penembakan ke sasaran laut.