REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan keamanan Irak pada Rabu (14/10) membebaskan kilang minyak terbesar di negeri tersebut dari kelompok Negara Islam (ISIS) di dekat Kota Baiji di Provinsi Salahudin, Irak Selatan.
Tentara dan satuan milisi Syiah dan Sunni sekutunya yang dikenal dengan nama Hashad Shaabi mengusir anggota ISIS dari kilang minyak besar di dekat Kota Baiji, yang menjadi ajang pertempuran dan berada sekitar 200 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad.
Sebelumnya, pertempuran berkecamuk selama satu hari melawan anggota ISIS, tambah sumber yang tak ingin disebutkan jati dirinya.
Militer Irak melancarkan serangan mereka saat fajar, setelah pemboman sengit pada malam hari terhadap posisi ISIS di Baiji, kilang minyak di dekatnya dan Kota Kecil Seiniyah, tepat di sebelah barat ajang pertempuran di Baiji.
Tentara juga memutus semua jalur pasokan dan mengepung kabupaten yang dikuasai ISIS di dalam Kota Kecil Baiji, sementara pertempuran sengit terus berkecamuk sepanjang har.
Ia menambahkan pertempuran Baiji diperkirakan berakhir pada Kamis dini hari. Pada Rabu pagi, prajurit militer dan anggota milisi sekutunya menyerang Kota Kecil Seiniyah dan merebut satu pangkalan udara kecil serta memutus jalur utama pasokan antara Provinsi Salahudin dan Provinsi Anbar.
Pertempuran di Provinsi Salahudin, bagian dari tahap kedua serangan besar yang diumumkan pada Senin larut malam (12/10) oleh Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi, yang juga adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Irak. Serangan tersebut bertujuan membebaskan kota yang direbut oleh IS sejak Juni 2014 di bagian utara Provinsi Salahudin.
Pada April, pasukan keamanan Irak membebaskan Tikrit setelah berpekan-pekan pertempuran sengit dan serangan udara oleh aksi oleh aksi pemboman internasional pimpinan AS terhadap ISIS.
Selama beberapa bulan belakangan, pasukan keamanan dan anggota milisi sekutunya, dengan dukungan pesawat koalisi pimpinan AS dan Irak memerangi gerilyawan di Baiji dan kilang minyak terbesar di Irak.