Kamis 15 Oct 2015 22:10 WIB

Duta Wisata Aceh Harus Berkepribadian Islami

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
 Sejumlah penari menarikan Tari Saman di pelataran Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Ahad (19/4).   (Repubika/Yasin Habibi)
Sejumlah penari menarikan Tari Saman di pelataran Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Ahad (19/4). (Repubika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Duta wisata Aceh 2015 diharapkan memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan agama budaya dan adat istiadat. Selain penguasaan berbahasa dan teknik promosi. Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya pada acara pemilihan Duta Wisata Aceh 2015 di Lhokseumawe, Kamis (15/10) mengatakan, pemilihan Duta Wisata Aceh merupakan event penting untuk mendidik dan membina generasi muda mempromosikan pariwisata di daerah.

"Keberadaan mereka dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh, dengan menyebarluaskan informasi potensi wisata Aceh," katanya.

Dari ajang tersebut, ia mengharapkan dapat memunculkan generasi muda yang dinamis, kreatif dan cerdas, dan juga mampu mempromosikan kepariwisataan Aceh secara nasional maupun internasional nantinya. Suaidi mengatakan, duta wisata merupakan ikon pariwisata dan kebudayaan dipilih berdasarkan 'brain', 'beauty', dan 'behaviour', serta merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya memperkenalkan potensi pariwisata daerah. Tujuannya tak lain agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing.

Lebih lanjut Suaidi mengungkapkan, melalui ajang tersebut dapat mendidik generasi muda bangsa untuk menjaga dan melestarikan budaya daerah dalam rangka memperkokoh dan mengembangkan kepariwisataan secara berkesinambungan. Namun, dia mengatakan, duta wisata Aceh yang terpilih nantinya harus memiliki kepribadian yang Islami. Selain itu mengerti adat dan budaya Aceh serta penguasaan materi lainnya dalam rangka pengembangan kepariwisataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement