Rabu 04 Nov 2015 04:14 WIB
Anak Gunung Rinjani Meletus

Bandara Internasional Lombok Tetap Beraktivitas Normal

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Djibril Muhammad
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB
Foto: wordpress
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (BIL), Pudjiono mengungkapkan aktivitas bandara dan penerbangan pesawat di BIL masih berjalan normal. Sebab, letusan abu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari mengarah ke wilayah barat.

"BIL tidak ada penutupan karena debu vulkanik mengarah ke barat sehingga belum menjadi ancaman. Begitu pun perkembangan pesawat dari Bali ke Lombok tidak ada kendala dan belum ditutup," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (3/11).

Menurut dia, status waspada untuk Gunung Baru Jari membuat PT AP terus meningkatkan kesiagaan. Dengan menyiapkan posko untuk disiagakan dan mengambil langkah-langkah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mengungkapkan tujuh desa di Kabupaten Lombok Utara terkena dampak letusan abu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari. Saat ini, sudah terjadi letusan sebanyak tujuh kali dengan ketinggian asap putih berkisar 700-1000 meter.

"Sejak pukul 05.30, saat ini tercatat terjadi letusan sebanyak tujuh kali letusan dengan ketinggian asap putih berkisar 700-1.000 m. Dominan ke arah Barat dan Utara," ujar Kepala BPBD NTB, Azhar di Kota Mataram, Selasa (3/11).

Menurut dia, tremor cenderung naik dengan amplitudo 22,5 dan dominan 12 mm. Selain itu, berdasarkan laporan BPBD Lombok Utara saat ini terjadi hujan abu dan sudah terdampak pada tujuh desa. "Sudah terjadi hujan abu pada tujuh desa," katanya.

Ia menghimbau kepada seluruh instansi pemerintah yang masih memiliki stok masker agar segera didistribusikan kepada ketujuh desa yang terkena dampak. Bekerjasama dengan BPBD KLU.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement