Kamis 05 Nov 2015 16:24 WIB
Pilkada 2015

DKPP Akui Pilkada Serentak Kurang Semarak

Rep: C93/ Red: Ilham
  Ketua Majelis sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie (tengah) saat memimpin sidang pembacaan lima putusan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemilu melalui vidio converence di Kantor DKPP, Jakarta, Jumat (9/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Majelis sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie (tengah) saat memimpin sidang pembacaan lima putusan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemilu melalui vidio converence di Kantor DKPP, Jakarta, Jumat (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan Penyenggara Pemilu, Jimly Asshiddiqie mengakui Pilkada serentak 2015 kurang semarak. Ini menjadi salah satu kelemahan dalam penyelenggaraan Pilkada pada Desember nanti.

Menurut dia, terbatasnya dana kampanye yang diberikan KPU adalah alasan mengapa Pilkada tahun ini tidak begitu semarak. Kurang semarak tersebut terlihat dari minimnya spanduk-spanduk yang terpampang di daerah-daerah yang menggelar Pilkada serentak.

"Meskipun ada sedikit kelemahan, kalau Pilkada yang lalu itu sangat semarak, sekarang ini kurang semarak. Spanduk-spanduknya agak kurang," kata Jimly di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (5/11).

Mantan Ketua MK periode 2003-2008 tersebut memaparkan, seluruh perangkat sistim aturan Pilkada serentak sudah sangat siap menggelar Pilkada. Terlebih, setelah MK, KPU, Bawaslu, dan DKPP telah menggelar rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi.

"Kami berkeyakinan seluruh perangkat sistem aturan sudah siap mensukseskan Pilkada serentak 2015," kata Jimly.

Pria kelahiran Palembang tersebut tidak memungkiri, setiap daerah pasti ada masalah-masalah spesifik. Tetapi menurutnya, jangan disimpulkan masalah tersebut sebagai masalah nasional.

"Dari 269 daerah pasti ada saja (masalah). Kacau-kacau dikit enggak apa-apa lah yang penting tidak merusak kinerja nasional dan ada solusinya," tambah Jimly.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement