REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda mengatakan jika dilihat dari kinerja, loyalitas dan kegaduhan politik, banyak menteri yang harus direshuffle oleh Presiden Joko Widodo.
Sebab jika reshuffle itu hanya dilakukan pada satu atau dua menteri saja, menurutnya tidak akan terasa perubahannya.
"Mestinya banyak yang di-reshuffle. Sebab jika hanya satu atau dua menteri saja, yakin ga nendang," katanya di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/11).
Meski begitu, Hanta tidak bisa menyebutkan secara pasti berapa jumlah menteri yang layak direshuffle. Tapi, menurutnya Presiden harus mempunyai data yang kuat tetang siapa saja kabinet kerjanya yang perlu diganti.
"Jadi harus ada datanya. Evaluasi-evaluasi politik dan sebagainya tidak boleh lebih dominan daripada evaluasi presiden," ujar pria 35 tahun tersebut.
Hanta melanjutkan, wajar saja jika masyarakat mengharapkan Jokowi kembali mereshuffle kabinet kerjanya. Terlebih, presiden mempunyai wewenang untuk mengganti menterinya kapan saja, selama dinilai kurang bisa menjalankan perannya secara maksimal.
"Para menteri itu kan 'pembantu' presiden. Kapan pun mau mengganti ya itu hak presiden," katanya lagi.