REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya pihak asing untuk menanamkan investasi, khususnya di bidang pariwisata.
"Kita sangat terbuka. Kita punya 10 destinasi unggulan yang harus diramaikan dengan investor baru. Selain tiga greater Bali-Jakarta-Batam, kita juga punya 25 area yang hendak dibangun sebagai kawasan strategis pariwisata dan kawasan ekonomi khusus pariwisata,” ujar Arief Yahya.
Hal tersebut dikatakan Arief terkait nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Indonesia dan Italia saat kunjungan Presiden Italia Y.M. Sergio Mattarella beberapa waktu lalu.
Sepuluh destinasi tersebut asalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Baten, Pulau Seribu di DKI, Boborudur di Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur, Mandalika di Lombok, Morotai di Maluku Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Labuan Bajo Komodo di Nusa Tenggara Timur.
(baca: Kunjungan Presiden Italia Hasilkan Bisnis Senilai Miliaran Dolar)
Menurut Menpar, pekerjaan pariwisata tidak sekadar menambah volume dan frekuensi kunjungan wisatawan. Tetapi sekaligus memasarkan investasi bisnis berbasis pariwisata di tanah air.
Lebih lanjut Menpar mengatakan, ada lima poin yang tertuang dalam MoU yang akan segera ditindaklanjuti di level teknis.
Pertama kerja sama di bidang pemasaran dan promosi pariwisata di forum pameran internasional kedua negara. Lalu peningkatan perjalanan kedua negara secara perseorangan atau group, kerjasama MICE (Meeting, Incentives, Conferences, Expo).
(baca: Pertemuan DPR-Presiden Italia Bahas Tiga Agenda)
“Baik Italia maupun Indonesia sama-sama gencar dalam promosi dan pemasaran, jadi bisa dicari konektivitasnya,” kata dia.
Selanjutnya kerja sama pengembangan produk, riset, kajian, dan promosi bersama, baik destinasi konvensional ataupun tidak konvensional.