REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, mengajak umat Islam menjauhi konflik. Terutama konflik selama menjelang hingga pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
"Kita justru harus memacu prestasi, bukan ikut dalam konflik lokal yang memutus tali silaturahim. Ini tidak boleh terjadi," katanya pada acara istighatsah yang diikuti puluhan ribu santri dan masyarakat di Pondok Pesantren Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (12/11) malam.
Ia mengajak seluruh umat Islam, khususnya di wilayah timur Jawa Timur yang daerahnya akan menggelar pesta demokrasi itu untuk tidak menodai hati mereka dengan membiarkan fitnah bertebaran. Apalagi, kata dia, jika kemudian ikut menyebarkannya.
"Jangan ada hati ternodai, jangan ada lisan yang mencaci satu sama lain, jangan ada tangan atau kaki yang mendzolimi satu atas yang lainnya. Buktikan bahwa kita meniru akhlak Nabi yang menjunjung akhlak yang baik. Bukan justru mencoreng ajaran beliau dengan ikut larut dalam fitnah," ujarnya.
Kiai Azaim menguraikan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad tentang fitnah. Nabi mengibaratkan fitnah sebagai sebuah potongan malam yang gelap gulita, sehingga mata hati manusia tertutup untuk menerima kebaikan.
"Kita harus berlomba dengan melakukan amal baik untuk mengalahkan fitnah-fitnah itu. Begitulah pesan Nabi. Kita jangan terlalu jauh terjebak dengan fitnah. Lakukan amal saleh, bukan larut dalam fitnah," ujarnya.
Pada kesempatan itu cucu dari KHR As'ad Syamsul Arifin (almarhum) ini juga mengingatkan agar umat Islam tidak saling mengafirkan satu sama lainnya. Para pendahulu umat tidak mudah untuk mengajak suatu kaum beriman, dan karenanya jangan mudah kemudian dikafirkan hanya karena memiliki perbedaan.
"Belia-beliau dulu ngajak umat ke Islam susah sekali, mengapa kok sekarang kemudian ada yang gampang mengeluarkan saudaranya dari agama. Karena itu mari kita fokus pada amal kebaikan," kata Kiai Azaim.