REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangkaian serangan tembakan, bom bunuh diri, serta penyanderaan mengguncang Paris, Prancis, pada Jumat (13/11) malam atau Sabtu dini hari WIB. Lebih dari 150 orang dinyatakan tewas akibat teror di ibu kota Prancis tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande pun menetapkan status darurat terhadap negaranya. "Ini horor. Ini tak pernah terjadi sebelumnya," katanya. Lebih dari 1.500 tentara tambahan kemudian dikerahkan untuk menjaga sejumlah fasilitas penting dan menjaga perbatasan.
Namun, Prancis seharusnya siaga sebelum serangan ini terjadi. Sebab, para ektremis pernah mengancam akan melakukan serangan di jantung Prancis; Kota Paris.
Empat bulan lalu, Seorang ekstremis ISIS pernah bersumpah untuk memenuhi jalan-jalan di Kota Paris, Prancis, dengan mayat. Ancaman tersebut diucapkannya dalam sebuah video sebelum pemberontak tersebut mengeksekusi mati seorang tentara Suriah.