Kini ummat Islam, khususnya para jurnalis Muslim perlu atau bahkan harus benar-benar menyadari bahwa mereka pun dapat memanfaatkan media massa di era konvergensi media ini untuk menghadapi propaganda anti-Islam.
Para jurnalis Muslim tidak harus bekerja di lembaga pers yang jelas-jelas merupakan media Islam. Mereka dapat bekerja di lembaga pers mana pun dengan tetap memegang teguh idealisme dan membawa nilai-nilai Islam dalam setiap karya jurnalistiknya, baik secara langsung (tersurat) maupun tidak langsung (tersirat).
Selain itu, gerakan dakwah untuk melawan atau meng-counter Islamophobia juga dapat dilakukan melalui penulisan buku oleh para cendekiawan Muslim yang mengulas tentang potensi ajaran Islam untuk menyelesaikan problema manusia. Sekaligus menjawab isu-isu miring tentang Islam.
Meski sebagian agenda dalam melawan propaganda anti Islam sudah dilakukan, upaya itu masih belum cukup terkait sangat gencarnya propaganda luas Barat yang menyuarakan anti-Islam atau kebencian terhadap Islam.
Dalam hubungan ini, kendala utama media Islam adalah belum adanya koordinasi yang baik antarmedia. Sementara media-media massa di Barat bergerak secara kompak menyudutkan Islam.