REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hingga kini Kepolisian Prancis dan Belgia masih terus melacak keberadaan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kasus penyerangan di Paris, Prancis beberapa waktu lalu. Penyidik percaya Abdeslam berperan sebagai kurir atau pengantar bagi ketiga pelaku yang meledakkan dirinya di luar stadion sepakbola saat pertandingan persahabatan antara Prancis dan Jerman.
Seperti dilansir dari Fox News, Rabu (25/11), usai mengantarkan ketiganya, penyidik menduga Abdeslam diminta meledakkan rompi peledak di salah satu distrik di Paris. Namun untuk beberapa alasan yang belum diketahui pasti, Abdeslam tidak melakukannya dan malah melemparkan rompi tersebut ke tumpukan sampah sebelum melarikan diri ke Belgia. Rompi dibuang dan ditemukan di sebuah jalan di pinggiran selatan Montrouge, Paris.
Pada Selasa (24/11), hakim juga menjatuhkan tuduhan terorisme terhadap Jawad Bendaoud. Dia didakwa dengan ancaman pidana atas penahanan zat pembakar atau bahan peledak terkait dengan perusahaan teroris. Dalam sebuah wawancara, Bendaoud mengakui memberi perlindungan bagi dua orang tersangka dari Belgia di rumahnya di Saint-Denis. Namun ia berkilah tidak mengetahui siapa mereka.
Hubungan Bendaoud dengan para pelaku penyerang pun masih terus diselidiki hingga kini. Jaksa menuntut Bendaoud karena dianggap telah bersekongkol dengan para teroris di apartemennya. Polisi sempat melihat seorang pria yang diduga Bendaoud berbicara dengan Hasna Aitboulahcen pada malam sebelum penggerebekan.
“Pertemuan antara keduanya bisa saja mengenai negosiasi pembayaran apartemen untuk kegiatan teroris,” kata polisi yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip dari Sky News Australia.
Aitboulahcen kemudian dijemput oleh Abaaoud dan pria lain yang datang dari tempat persembunyiannya di utara Paris. Sesaat sebelum penangkapannya, Bendaoud mengakui telah meminjamkan apartemennya untuk dua orang dari Belgia sebagai tempat istirahat.
“Seorang teman meminta saya menyewakan apartemen untuk dua temannya selama beberapa hari,” kata dia. Abaaoud sempat mengatakan bahwa di dalam apartemen itu tidak ada kasur, namun mereka mengatakan itu tidak masalah. “Mereka hanya perlu air dan berdoa,” katanya sebelum diborgol dan dibawa pergi oleh polisi.