REPUBLIKA.CO.ID, Tak berapa lama usai serangan di Paris, kelompok peretas Anonymous menabuh genderang perang terhadap kelompok fanatik ISIS lewat internet.
Anonymous mengklaim telah menutup ribuan akun Twitter yang digunakan dalam operasional ISIS. Kini, muncul kelompok online yang lebih kecil, dengan strategi yang berbeda.
Kelompok ini mengklaim telah menggagalkan sedikitnya satu serangan teror. Kelompok ini mengatakan mereka muak melihat apa yang mereka sebut taktik tidak canggih Anonymous.
Serangan terhadap tabloid Charlie Hebdo menyadarkan penggagasnya dan memutuskan berpisah dari Anonymous.
"Mereka (Anonymous) tidak memiliki pengalaman mengatasi terorisme. Kami merasa mereka tidak berbuat cukup, dan serangan Charlie Hebdo memperjelas ISIS tidak terbatas hanya di Timur Tengah," ujar direktur eksekutif Ghost Security Group yang meminta identitasnya disembunyikan kepada BBC pekan ini.
Badan keamanan seperti FBI menolak mengomentari keberadaan kelompok ini. Selain itu, sulit memverifikasi klaim yang buat.
Direktur Ghost Security Group mengatakan mereka memiliki relawan yang tinggal di AS, Eropa dan Timur Tengah. Relawan ini juga termasuk ahli linguistik dan orang-orang yang tidak asing dengan teknik pengumpulan informasi intelijen.