REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (26/11) mengatakan Moskow telah menghentikan semua kerja sama militer dengan Ankara saat hubungan antara kedua negara itu memanas setelah ditembaknya pesawat tempur Rusia.
"Hari ini, semua kontrak kerja sama telah dihentikan antara Kementerian Pertahanan Rusia dan Angkatan Bersenjata Turki," kata Juru Bicara Kementerian tersebut Igor Konshenkov kepada wartawan seperti dilansir Xinhua.
Menurut Konshenkov, Angkatan Udara Rusia telah meningkatkan serangan terhadap sasaran gerilyawan di berbagai daerah tempat satu dari dua pilot jet yang ditembak-jatuh diselamatkan. Ia menambahkan pesawat Rusia tersebut telah melancarkan lebih dari 130 misi dalam tiga hari belakangan, dan menyerang sebanyak 450 sasaran di delapan provinsi.
Konsashenko juga mengungkapkan sistem pertahanan rudal S-400 telah disiagakan di Pangkalan Angkatan Udara Rusia di Suriah, Hmeimim. Hubungan Rusia-Turki telah memburuk sejak Turki menembak-jatuh satu pesawat Rusia Su-24 di perbatasan Suriah pada Selasa (24/11) karena pesawat itu diduga melanggar wilayah udara Turki.